Rabu, 26 Maret 2014

0 komentar Diposting oleh zero on 08.09


Apakah kita kurang Mensyukuri Apa Yang Kita Miliki

   
Dikisahkan di suatu tempat di negeri cina, hidup seorang pengemis tua yang sangat sengsara dalam hidupnya. Setiap hari pekerjaanya mengemis dan hasilnya hanya cukup untuk makan dirinya bahkan sering hanya makan satu kali dalam sehari.

Seorang dokter setiap hari melewati pengemis tersebut dan sering memberi uang logam kepada pengemis tua tersebut. Sering terpikir oleh pengemis tua tersebut, alangkah enaknya orang yang hidup berkecukupan apa lagi kaya. Banyak orang yang bisa dia bantu.

Suatu saat dokter tersebut lewat dan pengemis tua nampak sedang terbaring. Dokter tersebut menghampiri pengemis tersebut. Ternyata pengemis tersebut sudah meninggal dunia..




Jumat, 14 Maret 2014

0 komentar Diposting oleh zero on 08.11

Demi Impian, Jangan Pernah Berhenti

Oleh Misleim Mizy




    Suatu hari ada seorang ibu bersama seorang anak kesayangannya yang masih sekolah. Sang ibu sudah ditinggal oleh suaminya yang telah meninggal dunia terlebih dahulu.Untuk menopang keluarganya, sang ibu mencari nafkah dengan menerima jasa membuat lukisan.
Lukisan yang dibuatnya sungguh indah dan membuat orang kagum, sehingga banyak orang meminta dirinya untuk membuat lukisan. Hasil dari pembuatan lukisan tersebut cukup untuk menghidupi dirinya dan anaknya.
Sang anak pada mulanya sangat bersemangat dan rajin bersekolah. Namun, lama-kelamaan, kelakuannya mulai berubah. Sifatnya yang rajin mulai mengendur, tidak belajar saat ujian hampir tiba sehingga nilai sekolah kurang memuaskan. Dan yang paling berat adalah ia mulai sering bolos sekolah.

Kamis, 13 Maret 2014

0 komentar Diposting oleh zero on 04.58


Arti Sebuah Persaudaraan Yang Seseungguhnya


Sebuah kisah yang cukup inspiratif , tentang berartinya sebuah persaudaraan.
"selamat membaca"



Aku di lahirkan di sebuah dusun dusun pegunungan yang sangat terpencil . hari demi hari , orang tuaku membajak tanah keering kuning , dengan punggung mereka menghadap ke langit , aku mempunyai seorang adik , tga tahun lebih muda dari ku.
Yang mencintaiku lebih dari pada aku mencintainya.
Suatu ketika untuk membeli sapu tngan yang mana semua gadis sekelilingku kelihatanya membawanya , aku mencuri lima puluh sen dari lai ayahku.ayah segera menyadarinya . beliau membuat aku dan adik ku berlutut di tembok , dengan sebuah tongkat bambu di tangan ya .
“siapa yang mencuri uang itu”?
Beliau bertanya . aku terpaku terlalu takut untuk berbicara .ayah tidak mendengar siapapun mengaku , jadi beliau mengatakan
“baiklah kalau begitu , kalian ber dua layak di pukul !!!!1”
Beliau mengangkat tonkat bambu itu tinggi – tinggi . tiba – tiba adiku mencengkram tanganya dan berkata ,”ayah , aku yang melakukanya.”!
Lalu tongkat panjang Itu menghantam punggung adikku bertubi – tubi . ayah begitu marahnya hingga ia terus menerus mencambukinya ,sampai beliau kehabisan nafas.sesudah nya , beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi , “kamu sudah bellajar mencuri dari rumah sekarang , hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendantang??”kamu layak di pukul sampai mati !! kamu pencuri tidak tahu malu.”

 

About Me

zero
"we never know, if we never try"
Lihat profil lengkapku

Recent posts

Recent Comments

© 2014 -=Dreamer=- Template by My Blogger